Selamat Datang !!

Mirza Adany Muktasim

Kamis, 23 Desember 2010

TEORI BELAJAR

BELAJAR

A. Definisi dan Contoh Belajar

1. Definisi Belajar

· Skinner : Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.

· Chaplin : 1.Belajar adalah Perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. 2.Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

· Hintzman : Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

· Wittig : Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

· Reber : 1.Proses memperoleh pengetahuan. 2.Suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

· Biggs : 1.Kuantitatif yaitu pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. 2.Institusional yaitu proses Pengabsahan terhadap penguasaan atas materi-materi yang telah dipelajari. 3.Kualitatif yaitu proses memperoleh pemahamn dan cara menafsirkan dunia di sekelilingnya.

· Secara Umum : Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

2. Contoh Belajar

Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia coba mainan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakkannya pada suatu permukaan. Perilaku “memutar dan meletakkan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul. Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau tidak teratur namun berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang akhirnya ia menguasai dan dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik.

B. Arti penting Belajar

Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga belajar mendapat tempat yang luas di berbagai disiplin ilmu, ex: psikologi pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dalam belajar bahkan kualitas peradaban manusia pun tergantung pada belajar. Namun terkadang hasil belajar dari kinerja akademik disamping membawa manfaat juga membawa mudharat. ex: tidak sedikit orang pintar yang yang menggunakan kepintarannya untuk mencelakakan orang lain.

Meskipun mempunyai dampak negatif, belajar tetap memiliki arti penting karena belajar merupakan alat mempertahankan kehidupan manusia. Di samping itu dalam perspektif islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam surat al-mujadalah : 11 yang artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu”. Jadi kita sebagai calon guru atau guru, seyogianya melihat hasil belajar siswa dari berbagai sudut kinerja psikologi secara menyeluruh dan utuh.

C. Belajar, Memori & Pengetahuan Dalam Perspektif Psikologi & Agama

1. Perspektif Psikologi

Ahli sains kognitif sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori dan pengetahuan itu sangat erat dan tak mungkin dipisahkan. Memori : adalah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan.

Sebuah informasi yang diterima melalui panca indra akan masuk ke dalam Short Term Memory (memori jangka pendek) dan kemudian akan diberi kode seperti simbol-simbol, setelah proses pengkodean informasi itu akan masuk dan tersimpan dalam Long Term Memory (memori jangka panjang).

Setiap informasi yang kita terima, sebelum masuk dalam short term memory, terlebih dahulu disimpan sesaat dalam tempat penyimpanan sementara yang disebut Sensory Memory atau Sensory Register. Jadi struktur sistem akal manusia terdiri atas 3 subsistem yaitu Sensory Register, Short Term Memori, dan Long Term Memory.

Ditinjau dari Sifat dan cara penerapannya, Ilmu Pengetahuan terdiri atas 2 macam yaitu :

a) Declarative Knowledge : Pengetahuan mengenai informasi faktual yang bersifat statis dan dapat dijelaskan dengan lisan.

b) Procedural Knowledge : keterampilan perbuatan jasmaniah yang cenderung bersifat dinamis namun sangat sulit dijelaskan dengan lisan.

Ditinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia terdiri atas 2 macam yaitu :

a) Semantic Memory : memori khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-pengertian.

b) Episodec Memory : memory khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-peristiwa.

2. Perspektif Agama

Agaknya tidak ada satu agama pun termasuk islam yang menjelaskan secara rinci dan operasional mengenai proses belajar, proses kerja sistem memory (akal), dan proses dikuasainya pengetahuan dan keterampilan oleh manusia. Namun islam menekankan akan pentingnya fungsi akal dan indera sebagai alat untuk belajar seperti kata-kata ya’qilun, yatafakkarun, dll.

Adapun dalil naqli yang mewajibkan orang untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan adalah:

Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran (QS, Az-zumar : 9)

Rasulullah bersabda : “Wahai sekalian manusia, belajarlah! Karena ilmu pengetahuan hanya didapat melalui belajar”.

Adapun ragam alat belajar yaitu:

a) Indera penglihat (mata)

Yaitu alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual.

b) Indera pendengar (telinga)

Yaitu alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal.

c) Akal

Yaitu potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang komplek untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan.

D. Teori-Teori Pokok Belajar

Terdapat beberapa teori pokok belajar yang merupakan hasil penelitian para ahli yaitu:

1. Koneksionisme

Ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Thorndike. Dalam eksperimennya, ia menggunakan seekor kucing yang diletakkan dalam sebuah sangkar yang lengkap dengan peralatan yang memungkinkan kucing tersebut keluar dari sangkar untuk memperoleh makanan yang berada di depan sangkar.

Kucing tersebut mencoba untuk keluar dengan berbagai cara untuk memperoleh makanan, namun secara kebetulan kucing menekan pengungkit dan berhasil membuka pintu dan menuju makanan.

Berdasarkan eksperimen di atas, Edward menyimpulkan bahwa belajar itu adalah hubungan antara stimulus dengan respon. Ada dua hal yang mendorong timbulnya fenomena belajar yaitu: pertama, adanya motivasi (rasa lapar) dan kedua, adanya tujuan (makanan yang berada di luar sangkar

2. Pembiasaan Klasik

Teori ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuan rusia. Pada dasarnya teori ini adalah sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek tersebut.

Dalam eksperimennya, Pavlov menggunakan anjing yang mula-mula diikat sedemikian rupa dan pada salah satu kelenjar air liurnya diberi alat penampung cairan. Sebelum anjing tersebut dikenai eksperimen, secara alami anjing itu selalu mengeluarkan air liur setiap kali mulutnya berisi makanan. Namun ketika suara bel dibunyikan, secara alami pula anjing itu menunjukkan reaksi yang berbeda yakni tidak mengeluarkan air liur.

Kemudian dilakukan eksperimen berupa latihan pembiasaan mendengarkan bel bersama-sama dengan pemberian makanan. Setelah latihan yang berulang-ulang, suara bel tadi didengarkan lagi tanpa disertai makanan. Ternyata anjing tersebut mengeluarkan air liur.

Hasil eksperimen Pavlov tersebut menunjukkan bahwa apabila stimulus yang diadakan, selalu disertai dengan stimulus penguat maka stimulus yang diadakan tadi cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan respon atau perubahan yang dikehendaki.

3. Pembiasaan Perilaku Respon

Penciptanya bernama Frederic Skinner. Dalam eksperimennya, Skinner menggunakan seekor tikus yang ditempatkan dalam sebuah peti sangkar yang terdiri dari dua macam komponen yaitu Manipulandum dan alat pemberi Reinforcement yang antara lain berupa wadah makanan. Manipulandum adalah komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan reinforcement. Komponen ini terdiri dari tombol, batang jeruji, dan pengungkik.

Mula-mula tikus itu mengekplorasi peti sangkar dengan cara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada di sekitarnya, mencakar dinding dan sebagainya. Aksi seperti ini disebut Emitted Behaviour yaitu tingkah laku yang terpancar dari organisme tanpa mempedulikan stimulus tertentu. Kemudian pada gilirannya secara kebetulan salah satu emitted behaviour tersebut dapat menekan pengungkit yang mengakibatkan munculnya butir-butir makanan ke dalam wadahnya.

Eksperimen Skinner ini mirip dengan yang diklakukan oleh Thorndike. Namun menurut Thorndike, tingkah laku belajar selalu melibatkan Kepuasan sedangkan menurut Skinner, fenomena tersebut melibatkan reinforcer atau penguat

4. Teori Pendekatan Kognitif

Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang merupakan himpunan disiplin yang tediri atas psikologi kognitif, ilmu komputer, linguistik, intelegensi buatan, matematika, epistimologi, dan psikologi syaraf. Dalam pandangan ahli kognitif, tingkah laku manusia yang tampak tak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.

Pendekatan kognitif bertentangan dengan teori behaviorisme Thorndike, Pavlov, dan Skinner. Menurut para ahli psikologi kognitif, aliran behaviorisme ini tidak lengkap sebagai sebuah teori psikologi sebab tidak memperhatikan proses kejiwaan yang berdimensi ranah cipta seperti berpikir, mempertimbangkan pilihan dan mengambil keputusan. Selain itu, aliran behaviorisme juga tidak mau tahu urusan ranah rasa.

Dalam perspektif psikologi kognitif, belajar pada dasarnya adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal behavioral tampak nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar.

Diantara keyakinan prinsipal teori behavioristik adalah setiap anak manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan dan warisan abstrak lainnya. Semua kecakapan, kecerdasan dan perasaan baru timbul setelah terjadi kontak dengan alam sekitar

Tidak ada komentar: